Langsung ke konten utama

HRM, COMPETENCIES AND JOB ANALYSIS


PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya, saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan tugas Psikologi Bisnis ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti. Saya selaku penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga saya mampu untuk menyelesaikan tugas Psikologi Bisnis ini dengan motivasi yang baik.
Saya menyadari bahwa tugas ini masih masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat banyak kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, saya mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk tugas ini, agar kedepannya saya dapat memperbaiki kesalahan yang sudah saya lakukan dan agar nantinya tidak terulang kembali. Saya memohon maaf apabila masih banyak terdapat kekurangan dalam tugas ini. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen Psikologi Bisnis saya yang telah mengarahkan saya agar dapat menyelesaikan masalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

       I.            Latar Belakang Kasus
1.      Fenomena alasan mengapa adanya polisi baik (good cop) dan polisi jahat (bad cop) berdasarkan human resource management (HRM).
2.      Jelaskan perbedaan human resource management (HRM) dengan kompetensi dan human resource management (HRM) tanpa kompetensi.
3.      Jelaskan dimanakah letak human resource management (HRM) jika dikaitkan ke dalam Business Psychology Framework.

    II.            Teori
1.      Job Analysis (Analisis Pekerjaan)
*      Definisi Job Analysis
Analisis pekerjaan (job analysis) adalah proses sistematis untuk menentukan keterampilan, tugas, dan pengetahuan yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan di suatu organisasi. Dengan analisis pekerjaan, tugas yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan diidentifikasi. Secara tradisional, ini adalah teknik SDM yang penting dan meresap dan titik awal untuk kegiatan SDM lainnya.
Analisis pekerjaan memberikan ringkasan tentang tugas dan tanggung jawab pekerjaan, hubungannya dengan pekerjaan lain, pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan, dan kondisi kerja di mana pekerjaan itu dilakukan. Fakta-fakta pekerjaan dikumpulkan, dianalisis, dan dicatat, sebagaimana pekerjaan itu ada, bukan sebagaimana pekerjaan itu seharusnya ada. Menentukan bagaimana pekerjaan itu seharusnya ada paling sering ditugaskan untuk insinyur industri, analis metode, atau orang lain. Analisis pekerjaan dilakukan setelah pekerjaan telah dirancang, pekerja telah dilatih, dan pekerjaan itu dilakukan.
Analisis pekerjaan dilakukan pada tiga kesempatan: (1) ketika organisasi didirikan dan program analisis pekerjaan dimulai untuk pertama kalinya; (2) ketika pekerjaan baru dibuat; dan (3) ketika pekerjaan diubah secara signifikan sebagai hasil dari teknologi, metode, prosedur, atau sistem baru.
*      Tujuan Job Analysis
Tujuan analisis pekerjaan adalah untuk mendapatkan jawaban atas enam pertanyaan penting:
1. Tugas fisik dan mental apa yang dilakukan pekerja?
2. Kapan pekerjaan harus diselesaikan?
3. Di mana pekerjaan yang harus diselesaikan?
4. Bagaimana pekerja melakukan pekerjaan itu?
5. Mengapa pekerjaan itu dilakukan?
6. Kualifikasi apa yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan itu?
Dari informasi analisis pekerjaan, deskripsi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan dapat disiapkan.
*      Metode Job Analysis
1. Kuisioner
2. Pengamatan
3. Wawancara
4. Pencatatan Karyawan
5. Kombinasi Metode
*      Alasan Melakukan Job Analysis
• Penetapan Staf
• Pelatihan dan pengembangan
• Penilaian Kinerja
• Kompensasi
• Keamanan dan kesehatan
• Hubungan Karyawan dan Tenaga Kerja
• Pertimbangan Hukum
2.      Human Resource Management (HRM)
*      Definisi Human Resource Management
Manajemen sumber daya manusia didefinisikan sebagai pendekatan yang strategis dan koheren untuk pengelolaan suatu organisasi yang paling bernilai baik secara individual dan kolektif yang berkontribusi pada pencapaian tujuannya (Amstrong, 2006). The Harvard School of Beer (1984) menyatakan bahwa manajemen sumber daya manusia melibatkan semua keputusan dan tindakan manajemen yang mempengaruhi sifat hubungan antara organisasi dan karyawannya. Sedangkan menurut Mondy dan Martocchio (2016) manajemen sumber daya manusia (human resource management) adalah pemanfaatan individu untuk mencapai tujuan organisasi. Pada dasarnya, semua manajer dapat menyelesaikan sesuatu melalui usaha dari orang lain. Oleh karena itu, manajer harus peduli dengan HRM karena berhubungan dengan individua tau orang lain.
Dewasa ini, masalah sumber daya menghadapi banyak tantangan mulai dari pekerjaan yang terus berubah, revolusi teknologi dan ekonomi. Oleh karena itulah hal terkait sumber daya manusia harus mendapat perhatian besar dari manajemen yang lebih tinggi.
*      Aspek Strategis Human Resource Management
Aspek strategis dari manajer SDM (Joshi, 2013) adalah sebagai berikut:
  • Inovasi: Mereka harus memikirkan ide-ide baru untuk memiliki sistem SDM yang lebih efektif dan efisien.
  • Perencanaan jangka panjang: Mereka harus menyusun rencana SDM jangka panjang untuk organisasi sehingga tujuan dan sasaran organisasi dapat dicapai secara sistematis
  • Fungsi penasehat: Mereka harus membantu manajer departemen lain dengan kegiatan SDM sehingga aspek operasional kebijakan SDM dilaksanakan secara efektif. Namun, keterlibatan departemen SDM ini tergantung pada struktur dan ukuran seluruh organisasi.
*      Fungsi Human Resource Management
Terdapat enam bidang fungsional terkait HRM yang efektif (Mondy & Martocchio, 2016):
  1. Kepegawaian (Staffing)
Proses di mana suatu organisasi memastikan bahwa ia selalu memiliki jumlah karyawan yang tepat dengan keterampilan yang tepat dalam pekerjaan yang tepat, pada waktu yang tepat, untuk mencapai tujuan organisasi.
  1. Pengembangan SDM (HR Development)
Fungsi utama HRM tidak hanya terdiri dari pelatihan dan pengembangan tetapi juga perencanaan karir individu dan kegiatan pengembangan, pengembangan organisasi, dan manajemen kinerja dan penilaian.
  1. Manajemen Kinerja (Performance Management)
Proses yang berorientasi pada tujuan diarahkan untuk memastikan bahwa proses organisasi tersedia untuk memaksimalkan produktivitas karyawan, tim, dan pada akhirnya, organisasi.
  1. Kompensasi (Compensation)
Sistem kompensasi yang dipikirkan dengan matang memberi karyawan imbalan yang memadai dan adil atas kontribusi mereka dalam memenuhi tujuan organisasi.
  1. Keselamatan dan Kesehatan (Safety and Health)
Keselamatan          : Perlindungan karyawan dari cedera yang disebabkan oleh kecelakaan terkait pekerjaan.
Kesehatan             : Kebebasan karyawan dari penyakit fisik atau emosional.
  1. Hubungan Karyawan dan Pekerja (Employee and Labor Relations)
Ketika serikat pekerja mewakili karyawan perusahaan, aktivitas sumber daya manusia sering disebut sebagai hubungan kerja, yang menangani pekerjaan perundingan bersama. Hubungan karyawan internal terdiri dari aktivitas HRM yang terkait dengan pergerakan karyawan dalam organisasi seperti promosi, penurunan pangkat, pemutusan hubungan kerja, dan pengunduran diri.

 III.            Metodologi
Metodologi yang dipakai pada pembahasan kali ini adalah kajian literatur.

 IV.            Analisis
Fungsi human resource management (HRM) dimulai dari rekrutmen, seleksi, penempatan, training & development, penilaian, karir serta kompensasi dan benefit. Alasan munculnya fenomena polisi baik (good cop) dan polisi jahat (bad cop) dapat terjadi di berbagai funsgi HRM dan dengan berbagai alasan yang mendasarinya. Alasan-alasan yang bisa saja mendasari terjadinya fenomena ini salah satunya adalah latar belakang budaya.
Kompetensi didefinisikan sebagai kemampuan dan perilaku yang diharapkan oleh organisasi yang merepresentasikan performabekerja. Karakteristik kompetensi biasanya meliputi kemampuan, pola pikir dan performa yang baik. kompetensi juga biasanya dikenal sebagai alat keputusan dan bukan sebagai alat untuk bertindak. Human resource management (HRM) dengan kompetensi artinya didalam pengelolaan sumber daya manusia haruslah meliputi aspek-aspek yang ada di dalam kompetensi yaitu ability, skill dan knowledge (ASK). Selain itu, aspek-aspek tersebut haruslah bersifat tampak dan dapat diobservasi (dilihat, diamati dan diukur).
Manajemen sumber daya manusia (human resource management) didefinisikan sebagai pendekatan yang strategis dan koheren untuk pengelolaan suatu organisasi yang paling bernilai baik secara individual dan kolektif yang berkontribusi pada pencapaian tujuannya (Amstrong, 2006). Sedangkan menurut Mondy dan Martocchio (2016) manajemen sumber daya manusia (human resource management) adalah pemanfaatan individu untuk mencapai tujuan organisasi. Jika mengacu pada pengertian manajemen sumber daya manusia tersebut, artinya HRM selalu ada dimana manusia itu berada karena yang dikelola adalah manusia itu sendiri. Oleh karena itu, jika ingin dikaitkan kedalam Business Psychology Framework, praktik HRM terletak pada Human Capital dan Organizational Capital. Fungsi HRM di dalam keduanya adalah mengelola sumber daya manusia yang ada di suatu organisasi atau perusahaan agar memiliki aspek-aspek di dalam Human Capital dan Organizational Capital. Jika manusia yang ada sudah memenuhi aspek-aspek tersebut, maka produktivitas akan meningkat. Setelah produktivitas meningkat, seiring dengan berjalannya waktu akan terjadi proses belajar yang akan dialami oleh para karyawan di dalam organisasi atau perusahaan tersebut yang akan membuat produktivitas kerja semakin baik. Bukan hanya itu, fungsi HRM juga diletakan pada peningkatan kesejahteraan karyawan di dalam perusahaan. Hasil akhir yang akan di dapatkan jika pengelolaan sumber daya manusia di dalam perusahaan baik adalah perusahaan tersebut akan mencapai Sustainable Business Excellence.

1.      Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dari berbagai kasus yang ada, ketiga materi yang disajikan yaitu HRM, kompetensi dan juga job analysis memiliki perannya masing-masing dalam kinerja dan produktivitas karyawan serta pencapaian tujuan perusahaan yaitu menghasilnya bisnis yang bagus dan bertahan lama.

SUMBER
Armstrong, M. (2006). A handbook of human resource management practice. Kogan Page Publishers.
Gilley, A., Gilley, J, W., Quatro, S, A., & Dixon, P. (2009). The praeger handbook of human resource management. USA: Preaeger Publishers
Mondy, W, R., & Martocchio, J, J. (2016). Human resource management (Fourteenth edition).
            England: Pearson Education Limited.
USA Information Resources Management Association. (2012). Human Resources Management: Concepts, Methodologies, Tools and Applications.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

BUSINESS PSYCHOLOGY

Berikut adalah ulasan butir-butir soal Ujian Tengah Semester Psikologi Bisnis III 1.       Yang termasuk Organizational Capital dalam Business Psychology Framework 2019 (new version) adalah: ·          Leadership & Management Style ·          Knowledge Management & Organizational Culture ·          Strategic Intent ·          Infrastructure & Managament Technology 2.       Yang termasuk Human Capital dalam Business Psychology Framework 2019 (new version) adalah: ·          Individual Competencies ·          Teamship Competencies ·          Organizational Competencies ·          Societ...

PENGANTAR PSIKOLOGI BISNIS

PSYCHOLOGICAL CAPITAL DAN PERANNYA DALAM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DI ORGANISASI. Artikel kali ini akan memaparkan informasi mengenai pengertian Psychological Capital serta peranannya dalam usaha pengembangan sumber daya manusia di industri dan organisasi.  Psychological Capital dikemukakan oleh Prof. Fred Luthans dalam bukunya yang berjudul “Psychological Capital: Developing the Human Competitive Edge”. Fred Luthans merupakan seorang Professor Management di University of Nebraska. Konsep psychological capital menggabungkan human capital dan social capital untuk memperoleh keuntungan kompetitif melalui investasi atau pengembangan “who you are” and “what you can become” (Luthans & Avolio, 2003; Jensen & Luthan, 2006; Luthans, dkk., 2007). Menurut Luthans, Psychological Capital adalah kondisi perkembangan positif seseorang dengan ciri-ciri atau karakteristik: (1) memiliki kepercayaan diri ( self efficacy ) untuk menghadapi tugas-tugas yang menantang ...

PENGANTAR PSIKOLOGI BISNIS

PERAN PENTING PSIKOLOGI DALAM DUNIA INDUSTRI DAN ORGANISASI      Seperti namanya, psikologi industri dan organisasi memiliki dua hal yang menjadi fokus utama pembahasannya yaitu industri dan organisasi. Walaupun memiliki dua cakupan yang tidak dapat dengan mudah dipisahkan, tetapi keduanya tumbuh dari tradisi yang berbeda dalam kenyataannya di lapangan. Psikologi Industri dan Organisasi merupakan cabang ilmu dari Psikologi yang mengkaji isu-isu yang berkaitan dengan manusia dalam perannya sebagai tenaga kerja dan sebagai konsumen, baik secara perorangan maupun secara kelompok. Pada dasarnya, kajian psikologi industri dan organisasi jatuh dalam domain psikologi klinis karena ada beberapa masalah dalam lapangan yang merupakan ruang lingkup psikologi klinis seperti salah satunya post-traumatic stress disorder (PTSD). SEJARAH DAN PERANAN PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI      Awal kemunculan PIO dalam dunia psikologi diawali oleh seorang Psikolog bern...