PSYCHOLOGICAL CAPITAL
DAN PERANNYA DALAM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DI ORGANISASI.
Artikel kali ini akan memaparkan informasi mengenai pengertian Psychological Capital serta peranannya dalam usaha pengembangan sumber daya manusia di industri dan organisasi.
Psychological Capital
dikemukakan oleh Prof. Fred Luthans dalam bukunya yang berjudul “Psychological Capital: Developing the Human
Competitive Edge”. Fred Luthans merupakan seorang Professor Management di
University of Nebraska. Konsep psychological
capital menggabungkan human capital dan
social capital untuk memperoleh
keuntungan kompetitif melalui investasi atau pengembangan “who you are” and “what you
can become” (Luthans & Avolio, 2003; Jensen & Luthan, 2006;
Luthans, dkk., 2007).
Menurut
Luthans, Psychological Capital adalah
kondisi perkembangan positif seseorang dengan ciri-ciri atau karakteristik:
(1)
memiliki kepercayaan diri (self efficacy)
untuk menghadapi tugas-tugas yang menantang dan memberikan usaha yang cukup
untuk sukses dalam tugas-tugas tersebut.
(2)
membuat atribusi yang positif (optimism)
tentang kesuksesan di masa kini dan masa depan.
(3)
tidak mudah menyerah dalam mencapai tujuan dan bila perlu mengalihkan jalan
untuk mencapai tujuan (hope).
(4)
ketika dihadapkan pada permasalahan dan halangan dapat bertahan dan kembali (resiliency), bahkan lebih, untuk
mencapai kesuksesan.
Zhenguo
Zhao (2009) menyebutkan Psychological Capital sebagai keadaan pengembangan
individu yang positif yang meliputi empat aspek yaitu: self efficacy, optimism, hope dan resiliency. Individu dengan tingkat Psychological Capital yang tinggi membuat individu tersebut menjadi
fleksibel dan adaptif dalam bertindak dengan kapasitas yang berbeda dalam
memenuhi tuntutan secara dinamis. Diketahui juga bahwa dari
karakteristik-karakteristik yang telah disebutkan, satu dan lainnya bersifat
satu kesatuan dan saling mempengaruhi (Avey, Youssef, & Luthans, 2009).
Dalam
konteksnya, Psychological Capital sangat perpengaruh atau memberikan perannya
terhadap pengembangan Sumber Daya Manusia baik di Psikologi sebagai ilmu
kreatif maupun dalam organisasi lainnya. Sebagai contohnya, penelitian yang
dilakukan oleh Newman dkk. (2014) diketahui bahwa ternyata Psychological Capital terkait dengan kreativitas individu. Selain
itu, penelitian lain yang dilakukan oleh Rini Damayanti (2013) menunjukkan
bahwa psychological capital memiliki
hubungan positif yang signifikan dengan job
involvementnya. Dimana artinya adalah, tingginya tingkat psychological capital akan mempengaruhi
peningkatan job involvement
seseorang.
Selain
berpengaruh terhadap peningkatan kreativitas dan juga job involvement, ternyata
diketahui juga bahwa psychological
capital berhubungan positif dengan workplace
well-being. Workplace well-being adalah suatu perasaan sejahtera atau
nyamannya seseorang dengan pekerjaannya. Penelitian yang dilakukan oleh Avey,
Luthans, Smith, dan Palmer (2010) mengatakan bahwa adanya hubungan positif yang
signifikan antara psychological capital
dengan workplace well-being.
Jika
melihat peran psychological dalam pengembangan Sumber Daya Manusia dalam
organisasi berdasarkan karakteristik-karakteristiknya, ada beberapa hal yang
dapat dicapai oleh tiap individu antara lain adalah:
1. Jika
tingkat self-efficacy dan optimism seseorang dalam organisasi
tinggi, maka ia akan tidak kesulitan dalam menjacapai work engagement yang baik dan kepuasan kerjanya (job satisfaction) yang tinggi.
2. Jika
tingkat optimism seseorang tinggi di
dalam organisasi, maka kita dapat mengembangkannya dengan membiarkannya untuk
bebas dalam menyalurkan ide dan gagasan yang tentu saja dapat berguna bagi
organisasinya. Dengan cara itu, seseorang akan merasa berkontribusi langsung
dalam pergerakan kemajuan organisasinya.
3. Dalam
upaya pengembangan sumber daya manusia, suatu organisasi juga dapat mengadakan training guna meningkatkan potensi psychological capital dalam diri individu.
Sumber :
1.
Nurfaizal,
Yusmedi. (2016, Agustus 02). Modal psikologis kreatif: Creative psychological
capital.
2.
Damayanti,
Riri. (2013). The relathionship between psychological capital and job
involvement among nurses.
3.
Luthnas,
F., Avey, J. B. & Patera, J. L. (2008). Experimental analysis of a
web-based training intervention to develop positive psychological capital. Academy of Management Learning &
Education, 7(2), 209-221.
Komentar
Posting Komentar