Langsung ke konten utama

PENGANTAR PSIKOLOGI BISNIS

ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR


Pada pembahasan materi pengantar psikologi bisnis kali ini, kita akan membahas mengenai Organizational Citizenship Behavior, dimensi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Telah kita ketahui bahwa, dalam konteks pembahasan mengenai sumber daya manusia di dalam psikologi, Organizational Citizenship Behavior merupakan salah satu pembahasan penting didalam psikologi bisnis selain beberapa pokok bahasan yang telah kita bahas sebelumnya

                                                  DEFINISI ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR
Gambar terkait
Jex (2002) mendefinisikan organizational citizenship sebagai perilaku yang ditunjukkan oleh seorang karyawan yang bukan merupakan bagian dari deskripsi pekerjaan. Ini termasuk perilaku terbuka yang tidak dihargai secara formal oleh organisasi. Selain itu, Robbins (2005) mendefinisikan organizational citizenship behavior sebagai perilaku individu atau perseorangan yang sukarela dan bukan bagian dari syarat formal pekerjaan, tetapi dapat meningkatkan fungsi efektif organisasi. Diketahui juga bahwa organizational citizenship behavior merupakan perilaku pekerja yang melebihi tugas formalnya dan memberikan kontribusi pada keefektifan organisasi (Smith, dkk., 1983). Menurut Aldag dan Resckhe, (1997) Organizational Citizenship Behavior merupakan kontribusi individu dalam melebihi tuntutan peran di tempat kerja. 
Organ mendefinisikan OCB sebagai perilaku individual yang bersifat bebas (discretionary), yang tidak secara langsung dan eksplisit mendapat penghargaan dari sistem imbalan formal, dan yang secara keseluruhan mendorong keefektifan fungsi-fungsi organisasi. Bersifat bebas dan sukarela, karena perilaku tersebut tidak diharuskan oleh persyaratan peran atau deskripsi jabatan, yang secara jelas dituntut berdasarkan kontrak dengan organisasi; melainkan sebagai pilihan personal (Podsakoff, dkk, 2000). Menurut penelitian, diketahui bahwa motivasi dan kepuasan kerja secara bersama dapat mempengaruhi OCB pegawai. Motivasi kerja akan memicu semangat kerja untuk mencapai tujuan tertentu dari perusahaan. Dibantu dengan kepuasan kerja yang berupa sikap positif dapat membantu memenuhi tujuan perusahaan.

DIMENSI DALAM ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR
 Operasionalisasi dimensi-dimensi OCB di kalangan peneliti sangatlah beragam. Istilah Organizational Citizenship Behavior (OCB) pertama kali diajukan oleh Organ yang mengemukakan lima dimensi primer dari OCB (Allison, dkk, 2001) :
1.      Altruism, yaitu perilaku membantu karyawan lain tanpa ada paksaan pada tugas-tugas yang berkaitan erat dengan operasi-operasi organisasional.
2.      Civic Virtue, menunjukkan partisipasi sukarela dan dukungan terhadap fungsi-fungsi organisasi baik secara professional maupun sosial alamiah.
3.      Conscinetiousness, berisi tentang kinerja dari prasyarat peran yang melebihi standar minimum.
4.      Courtesy, adalah perilaku meringankan problem-problem yang berkaitan dengan pekerjaan yang dihadapi orang lain.
5.      Sportmanship, berisi tentang pantangan-pantangan membuat isu yang merusak meskipun merasa jengkel.

FAKTOR-FAKTOR ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR
        Organ, dkk., (2006) mengkategorikan faktor yang mempengaruhi OCB terdiri dari:
1.      Perbedaan Individu, merupakan sifat yang stabil yang dimiliki tiap individu dan berbeda antara satu individu dengan individu yang lainnya. Perbedaan individu ini meliputi kepribadian, kemampuan, pengalaman, pengetahuan, motivasi dan nilai-nilai individu.
2.      Sikap kerja, emosi dan kognisi individu terhadap lingkungan pekerjaannya. Sikap kerja individu meliputi komitmen organisasi, dukungan organisasi, kepuasan kerja, kinerja kerja dan keadilan organisasi.
3.      Faktor Kontekstual, merupakan pengaruh eksternal misalnya berasal dari pekerjaan, tim, organisasi dan juga lingkungan. Faktor eksternal itu meliputi gaya kepemimpinan, budaya organisasi, karakter kelompok dan profesionalisme.

      Novliadi (2006) mengemukakan faktor-faktor dari OCB yaitu:
1.      Budaya dan Iklim Organisasi. Merupakan kondisi awal yang memicu terjadinya organizational citizenship behavior (Organ, dkk., 2006). Ketika iklim organisasi positif, maka anggota organisasi akan melakukan pekerjaan melebihi kewajiban seharusnya dan akan selalu mendukung tujuan organisasi jika atasan memperlakukan semua anggota organisasi secara adil.
2.      Masa Kerja. Diketahui bahwa semakin lama masa kerja, maka akan semakin meningkatkan rasa percaya diri dan kompetensi karyawan dalam melakukan pekerjaannya, serta menimbulkan perasaan dan perilaku positif terhadap organisasi yang mempekerjakannya.
3.      Motivasi Intrinsik. Motivasi yang sifatnya berasal dari dalam diri meliputi kepribadian, mood dan nilai-nilai individu tertentu.
4.      Perilaku Pemimpin. Organ, dkk., (2006) menjelaskan bahwa pemimpin dapat meningkatkan perilaku OCB pada karyawan.

Sumber:
Hendryadi. Januari 20, 2013. Organizational citizenship behavior (OCB) in Teorionline. Retrieved September 30, 2017, from http://teorionline.net/organizational-citizenship-behavior-ocb/


Komentar

Postingan populer dari blog ini

BUSINESS PSYCHOLOGY

Berikut adalah ulasan butir-butir soal Ujian Tengah Semester Psikologi Bisnis III 1.       Yang termasuk Organizational Capital dalam Business Psychology Framework 2019 (new version) adalah: ·          Leadership & Management Style ·          Knowledge Management & Organizational Culture ·          Strategic Intent ·          Infrastructure & Managament Technology 2.       Yang termasuk Human Capital dalam Business Psychology Framework 2019 (new version) adalah: ·          Individual Competencies ·          Teamship Competencies ·          Organizational Competencies ·          Societ...

PENGANTAR PSIKOLOGI BISNIS

PSYCHOLOGICAL CAPITAL DAN PERANNYA DALAM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DI ORGANISASI. Artikel kali ini akan memaparkan informasi mengenai pengertian Psychological Capital serta peranannya dalam usaha pengembangan sumber daya manusia di industri dan organisasi.  Psychological Capital dikemukakan oleh Prof. Fred Luthans dalam bukunya yang berjudul “Psychological Capital: Developing the Human Competitive Edge”. Fred Luthans merupakan seorang Professor Management di University of Nebraska. Konsep psychological capital menggabungkan human capital dan social capital untuk memperoleh keuntungan kompetitif melalui investasi atau pengembangan “who you are” and “what you can become” (Luthans & Avolio, 2003; Jensen & Luthan, 2006; Luthans, dkk., 2007). Menurut Luthans, Psychological Capital adalah kondisi perkembangan positif seseorang dengan ciri-ciri atau karakteristik: (1) memiliki kepercayaan diri ( self efficacy ) untuk menghadapi tugas-tugas yang menantang ...

PENGANTAR PSIKOLOGI BISNIS

PSYCHOLOGICAL CAPITAL DAN KAITANNYA DENGAN TEORI LAIN 1.       Psychological Capital Salah satu bentuk psikologi positif adalah Psychological Capital (PsyCap) atau modal psikologis. Menurut Luthans, et al. (2007), PsyCap adalah hal positif pada individu yang ditandai oleh self efficacy , optimism , hope , dan r esilience . PsyCap ini sangat penting bagi seorang karyawan, karena dalam melaksanakan pekerjaannya, tentunya ia tidak akan lepas dari masalah individual yang dapat berakibat negatif pada pekerjaannya. 2.       Adversity Quotient (AQ) Stoltz memperkenalkan konsep Adversity Quotient (AQ), dimana seseorang dapat diukur kemampuannya dalam menghadapi masalah atau persoalan hidup. Adversity Quotient adalah bentuk kecerdasan selain IQ, SQ, dan EQ yang ditujukan untuk mengatasi kesulitan. AQ dapat dipandang sebagai ilmu yang menganalisis kegigihan manusia dalam menghadapi setiap tantangan sehari-harinya. Definisi AQ menurut ...