Langsung ke konten utama

ANALISIS KASUS PSIKOLOGI BISNIS


ANALISIS KASUS ORGANIZATION PERFORMANCE MANAGEMENT & POWER AND POLITICS

ORGANIZATION PERFORMANCE MANAGEMENT
Terdapat lima set isu utama yang perlu ditangani dalam mengembangkan kerangka kerja untuk mengelola kinerja organisasi yang direpresentasikan sebagai serangkaian pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan itu sendiri tampaknya tetap konstan, tetapi organisasi perlu terus mengembangkan jawaban baru untuk mereka. Ini karena konteks di mana organisasi ditetapkan terus berubah dan strategi baru perlu dikembangkan untuk mengatasi lingkungan operasi baru. Pertanyaannya adalah sebagai berikut:
1. Apa tujuan utama yang penting bagi keberhasilan organisasi secara keseluruhan di masa depan, dan bagaimana cara mengevaluasi pencapaiannya untuk masing-masing tujuan ini?
2. Strategi dan rencana apa yang telah diadopsi organisasi dan apa proses dan kegiatan yang telah diputuskan akan diperlukan agar organisasi berhasil mengimplementasikannya? Bagaimana cara menilai dan mengukur kinerja kegiatan ini?
3. Tingkat kinerja apa yang perlu dicapai organisasi di masing-masing bidang yang ditentukan dalam dua pertanyaan di atas, dan bagaimana cara menetapkan target kinerja yang sesuai untuk mereka?
4. Imbalan apa yang akan diperoleh manajer (dan karyawan lainnya) dengan mencapai target kinerja ini atau, sebaliknya, hukuman apa yang akan mereka derita karena gagal mencapainya?
5. Apa informasi yang mengalir umpan balik dan loop umpan balik yang diperlukan untuk memungkinkan organisasi untuk belajar dari pengalamannya, dan untuk menyesuaikan perilaku saat ini dalam terang pengalaman itu?

Pertanyaan-pertanyaan ini berhubungan sangat erat dengan beberapa isu sentral dari manajemen modern dan praktik akuntansi manajemen. Yang pertama berkaitan dengan definisi tujuan dan pengukuran pencapaian tujuan, tidak hanya secara finansial tetapi juga dalam hal memenuhi semua aspirasi pemangku kepentingan. Jelas, kepentingan relatif yang diberikan untuk tujuan yang berbeda mungkin mencerminkan kekuatan relatif dari pemangku kepentingan yang berbeda. Namun, masalah mengevaluasi efektivitas organisasi tidak dapat diatasi tanpa menghadapi masalah ini.
Yang kedua terkait erat dengan masalah pembentukan dan penyebaran strategi, dan dengan masalah yang sangat praktis tentang proses bisnis dan manajemen operasi. Ini mewakili kodifikasi sarana yang tujuannya ingin dicapai.
Pertanyaan ketiga lebih tradisional dan memiliki silsilah penelitian yang panjang yang terkait dengannya, tetapi tetap penting, sebagaimana tercermin dalam penekanan yang diberikan pada praktik-praktik seperti benchmarking.
Pertanyaan keempat cenderung diabaikan oleh mereka yang berkepentingan dengan pengukuran kinerja sebagai bidang fungsi manajemen sumber daya manusia. Namun, inter-koneksi antara kedua bidang perlu diakui lebih baik untuk menghindari banyak contoh kontra-produktif jangka pendek yang didorong oleh skema insentif keuangan yang terlihat dalam praktiknya.
Pertanyaan terakhir telah dipertimbangkan sebagian oleh spesialis MIS dan MCS, tetapi masih perlu dikaitkan dengan masalah-masalah seperti 'organisasi pembelajaran', pemberdayaan karyawan, dan strategi yang muncul.

POWER AND POLITICS
POWER (KEKUASAAN)
Gilbert W. Fairholm mendefinisikan kekuasaan sebagai “kemampuan individu untuk mencapai tujuannya saat berhubungan dengan orang lain, bahkan ketika dihadapkan pada penolakan mereka.” Fairholm lalu merinci sejumlah gagasan penting dalam penggunaan kekuasaan secara sistematik dengan menakankan bahwa kapasitas personal-lah yang membuat pengguna kekuasaan bisa melakukan persaingan dengan orang lain. Kekuasaan adalah gagasan politik yang berkisar pada sejumlah karakteristik. Karakteristik tersebut mengelaborasi kekuasaan selaku alat yang digunakan seseorang, yaitu pemimpin (juga pengikut) gunakan dalam hubungan interpersonalnya.
POLITIC
Politik dalam organisasi adalah sesuatu yang sulit dihindarkan tatkala organisasi terdiri atas 2 orang atau lebih. Terdapat banyak kepentingan di dalam organisasi, langkanya sumber daya, dan tarik-menarik gagasan. Seluruhnya membuat politik dalam organisasi menjadi konsekuensi logis aktivitas di dalam organisasi.
Bagi Robert Morgan, organisasi serupa dengan sistem politik. Politik di dalam organisasi (organizational politics) dengan memfokuskan perhatian pada tiga konsep yaituinterest (kepentingan), konflik, dan kekuasaan (power). Interest (kepentingan) adalah kecenderungan meraih sasaran, nilai, kehendak, harapan, dan kecenderungan lainnya yang membuat orang bertindak dengan satu cara ketimbang lainnya.
Definisi lain politik diajukan oleh Richard L. Daft, yang menurutnya adalah “... penggunaan kekuasaan guna mempengaruhi keputusan dalam rangka memperoleh hasil yang diharapkan." Penggunaan kekuasaan dan pengaruh membawa pada 2 cara mendefinisikan politik. Pertama, selaku perilaku melayani diri sendiri. Kedua, sebagai proses pembuatan keputusan organisasi yang sifatnya alamiah.

KASUS
Lapindo Brantas Inc. merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan. Perusahaan ini memperoleh izin dari negara untuk melakukan penambangan minyak dan gas di daratan (onshore) di Desa Porong Kabupaten Sidoharjo.
Pada saat melakukan pengeboran yang dikoordinasikan oleh pemenang tender yaitu PT TMMJ (Tiga Musim Masa Jaya) di tempat tersebut terjadi keadaan yang tidak diinginkan berupa semburan lumpur cair yang menyembur ke permukaan daratan (loss).
Berdasarkan berita dari Harian Surya edisi 30/06/2006, sehari sebelum semburan gas terjadi, salah satu pekerja pengeboran telah melaporkan bahwa terdapat kemungkinan kebocoran lumpur apabila pengeboran tetap dipaksakan kepada Lapindo brantas tapi hal tersebut diabaikan.
Kerugian yang diakibatkan oleh lumpur lapindo sebagaimana yang dilansir dari website Antara News yaitu:
Direktur Regional II Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas), Suprayoga Hadi, menyebutkan bahwa kajian kerugian total yang ditimbulkan akibat lumpur Lapindo mencapai Rp27,4 triliun selama sembilan bulan terakhir (29 Mei 2006 - 8 Maret 2007), yang terdiri atas kerugian langsung sebesar Rp11,0 triliun dan kerugian tidak langsung Rp16,4 triliun.
Laporan awal penilaian kerusakan dan kerugian akibat bencana semburan lumpur panas di Sidoarjo menyebutkan angka kerugian itu berpotensi meningkat menjadi Rp44,7 triliun, akibat potensi kenaikan kerugian dampak tid\ak langsung menjadi Rp33,7 triliun, jika terus berlangsung dalam jangka panjang.
Sedangkan, angka kerusakan langsung selama sembilan bulan sebenarnya mencapai Rp7,3 triliun, namun ada tambahan perkiraan biaya relokasi infrastruktur utama yang mencapai Rp3,7 triliun sehingga total kerusakan dan kerugian langsung menjadi Rp11,0 triliun. (Antar aNews.com)

ANALISIS
Dalam kasus yang dialami oleh Lapindo jika dikaitkan dengan manajemen performa yang harus dilakukan adalah mengkaji ulang mengenai kerangka penting dalam manajemen performa karena hal tersebut sangat berkaitan dengan antisipasi masalah sampai pada penanganan masalah yang telah terjadi.
Kekuasaan yang dimiliki oleh para petinggi Lapindo Brantas mempengaruhi jalannya kasus dan tuntutan yang mengarah pada kasus lumpur lapindo. Hal tersebut merupakan gambaran kekuasaan dan poliitk dalam kaitannya dengan elemen lingkungan di luar organisasi. Adapun hubungan dominant coalition dengan anggota dalam organisasi pasti sangat ditentukan oleh direktur dan pemegang saham di Lapindo Brantas sebagai pihak yang menguasai sumber daya dari Lapindo Brantas Inc. Robbins, P. & Judge, A. (2007). Organizational Behavior. Pearson Education

SUMBER
Robbins, P. & Judge, A. (2007). Organizational Behavior. Pearson Education
Otley, D. (1999). Performance management: a framework for management control systems            research. Management accounting research10(4), 363-382.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BUSINESS PSYCHOLOGY

Berikut adalah ulasan butir-butir soal Ujian Tengah Semester Psikologi Bisnis III 1.       Yang termasuk Organizational Capital dalam Business Psychology Framework 2019 (new version) adalah: ·          Leadership & Management Style ·          Knowledge Management & Organizational Culture ·          Strategic Intent ·          Infrastructure & Managament Technology 2.       Yang termasuk Human Capital dalam Business Psychology Framework 2019 (new version) adalah: ·          Individual Competencies ·          Teamship Competencies ·          Organizational Competencies ·          Societ...

PENGANTAR PSIKOLOGI BISNIS

PSYCHOLOGICAL CAPITAL DAN PERANNYA DALAM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DI ORGANISASI. Artikel kali ini akan memaparkan informasi mengenai pengertian Psychological Capital serta peranannya dalam usaha pengembangan sumber daya manusia di industri dan organisasi.  Psychological Capital dikemukakan oleh Prof. Fred Luthans dalam bukunya yang berjudul “Psychological Capital: Developing the Human Competitive Edge”. Fred Luthans merupakan seorang Professor Management di University of Nebraska. Konsep psychological capital menggabungkan human capital dan social capital untuk memperoleh keuntungan kompetitif melalui investasi atau pengembangan “who you are” and “what you can become” (Luthans & Avolio, 2003; Jensen & Luthan, 2006; Luthans, dkk., 2007). Menurut Luthans, Psychological Capital adalah kondisi perkembangan positif seseorang dengan ciri-ciri atau karakteristik: (1) memiliki kepercayaan diri ( self efficacy ) untuk menghadapi tugas-tugas yang menantang ...

PENGANTAR PSIKOLOGI BISNIS

PERAN PENTING PSIKOLOGI DALAM DUNIA INDUSTRI DAN ORGANISASI      Seperti namanya, psikologi industri dan organisasi memiliki dua hal yang menjadi fokus utama pembahasannya yaitu industri dan organisasi. Walaupun memiliki dua cakupan yang tidak dapat dengan mudah dipisahkan, tetapi keduanya tumbuh dari tradisi yang berbeda dalam kenyataannya di lapangan. Psikologi Industri dan Organisasi merupakan cabang ilmu dari Psikologi yang mengkaji isu-isu yang berkaitan dengan manusia dalam perannya sebagai tenaga kerja dan sebagai konsumen, baik secara perorangan maupun secara kelompok. Pada dasarnya, kajian psikologi industri dan organisasi jatuh dalam domain psikologi klinis karena ada beberapa masalah dalam lapangan yang merupakan ruang lingkup psikologi klinis seperti salah satunya post-traumatic stress disorder (PTSD). SEJARAH DAN PERANAN PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI      Awal kemunculan PIO dalam dunia psikologi diawali oleh seorang Psikolog bern...