PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya, saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan tugas Psikologi
Bisnis ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan
syafa’atnya di akhirat nanti. Saya selaku penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas
limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran,
sehingga saya mampu untuk menyelesaikan tugas Psikologi Bisnis ini dengan motivasi
yang baik.
Saya menyadari bahwa tugas ini masih masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat banyak kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk
itu, saya mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk tugas ini, agar
kedepannya saya dapat memperbaiki kesalahan yang sudah saya lakukan dan agar
nantinya tidak terulang kembali. Saya memohon maaf apabila masih banyak
terdapat kekurangan dalam tugas ini. Saya juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak khususnya kepada dosen Psikologi Bisnis saya, Bapak Seta A.
Wicaksana, M. Psi yang telah mengarahkan
saya agar dapat menyelesaikan masalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
I.
Latar
Belakang Kasus
Kasus
yang akan dibahas kali ini adalah kasus yang terjadi pada PT Citra Media
Persada yang diduga melanggar proses pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada sembilan
karyawannya. Proses PHK dinilai tak sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan.
Dari
sembilan karyawan yang diduga mengalami PHK, empat diantaranya mengajukan
keberatan atas tindakan tersebut. Salah satu karyawan yang diduga mengalami
pemecatan, Budi Hartono menyebut ada dua poin yang menjadi tuntutan.
Pertama,
terkait kesewenangan perusahaan meminta karyawan yang di-PHK untuk membuat
surat pengunduran diri. Kedua, pembayaran pesangon yang disebut
akan dilakukan dengan cara mencicil 24 kali selama dua tahun. Menurut
dia, keputusan PHK dilakukan manajemen secara mendadak tanpa pemberitahuan
atau sosialisasi yang jelas.
"Waktu
itu pemberitahuan rapat mendadak dari manajemen baru. Dijelaskan kondisi
keuangan perusahaan sulit dan memutuskan ada perampingan. Diumumkan siapa yang
di PHK, lalu diminta langsung tanda tangan SKB (Surat Keputusan Bersama) bahwa
bagi yang di-PHK, pesangon dicicil 24 kali selama dua tahun," ujarnya
kepada CNNIndonesia.com,
Sabtu (15/9).
Budi
dan delapan orang rekannya yang kala itu masih bingung mengaku terpaksa
menandatangani SKB. Setelah penandatanganan SKB, manajemen bahkan meminta
mereka membuat surat pengunduran diri.
II.
Teori
II.1 Definisi Human Resource Management
Manajemen sumber daya manusia didefinisikan sebagai
pendekatan yang strategis dan koheren untuk pengelolaan suatu organisasi yang
paling bernilai baik secara individual dan kolektif yang berkontribusi pada
pencapaian tujuannya (Amstrong, 2006). The Harvard School of Beer (1984)
menyatakan bahwa manajemen sumber daya manusia melibatkan semua keputusan dan
tindakan manajemen yang mempengaruhi sifat hubungan antara organisasi dan
karyawannya. Sedangkan menurut Mondy dan Martocchio (2016) manajemen
sumber daya manusia (human resource
management) adalah pemanfaatan individu untuk mencapai tujuan organisasi.
Pada dasarnya, semua manajer dapat menyelesaikan sesuatu melalui usaha dari
orang lain. Oleh karena itu, manajer harus peduli dengan HRM karena berhubungan
dengan individua tau orang lain.
Dewasa
ini, masalah sumber daya menghadapi banyak tantangan mulai dari pekerjaan yang
terus berubah, revolusi teknologi dan ekonomi. Oleh karena itulah hal terkait
sumber daya manusia harus mendapat perhatian besar dari manajemen yang lebih
tinggi.
II.2 Aspek
Strategis Human Resource Management
Aspek
strategis dari manajer SDM (Joshi, 2013) adalah sebagai berikut:
- Inovasi: Mereka harus memikirkan ide-ide baru untuk memiliki sistem
SDM yang lebih efektif dan efisien.
- Perencanaan jangka panjang: Mereka harus menyusun rencana SDM
jangka panjang untuk organisasi sehingga tujuan dan sasaran organisasi
dapat dicapai secara sistematis
- Fungsi penasehat: Mereka harus membantu manajer departemen lain
dengan kegiatan SDM sehingga aspek operasional kebijakan SDM dilaksanakan
secara efektif. Namun, keterlibatan departemen SDM ini tergantung pada
struktur dan ukuran seluruh organisasi.
II.3 Fungsi
Human Resource Management
Terdapat
enam bidang fungsional terkait HRM yang efektif (Mondy & Martocchio, 2016):
- Kepegawaian (Staffing)
Proses
di mana suatu organisasi memastikan bahwa ia selalu memiliki jumlah karyawan
yang tepat dengan keterampilan yang tepat dalam pekerjaan yang tepat, pada
waktu yang tepat, untuk mencapai tujuan organisasi.
- Pengembangan SDM (HR
Development)
Fungsi
utama HRM tidak hanya terdiri dari pelatihan dan pengembangan tetapi juga
perencanaan karir individu dan kegiatan pengembangan, pengembangan organisasi,
dan manajemen kinerja dan penilaian.
- Manajemen Kinerja (Performance
Management)
Proses
yang berorientasi pada tujuan diarahkan untuk memastikan bahwa proses
organisasi tersedia untuk memaksimalkan produktivitas karyawan, tim, dan pada
akhirnya, organisasi.
- Kompensasi (Compensation)
Sistem
kompensasi yang dipikirkan dengan matang memberi karyawan imbalan yang memadai
dan adil atas kontribusi mereka dalam memenuhi tujuan organisasi.
- Keselamatan dan Kesehatan (Safety
and Health)
Keselamatan : Perlindungan karyawan dari cedera
yang disebabkan oleh kecelakaan terkait pekerjaan.
Kesehatan : Kebebasan karyawan dari penyakit
fisik atau emosional.
- Hubungan Karyawan dan Pekerja (Employee
and Labor Relations)
Ketika
serikat pekerja mewakili karyawan perusahaan, aktivitas sumber daya manusia
sering disebut sebagai hubungan kerja, yang menangani pekerjaan perundingan
bersama. Hubungan karyawan internal terdiri dari aktivitas HRM yang terkait
dengan pergerakan karyawan dalam organisasi seperti promosi, penurunan pangkat,
pemutusan hubungan kerja, dan pengunduran diri.
III.
Metodologi
Metodologi
yang dipakai pada pembahasan kali ini adalah kajian literatur.
IV.
Analisis
Pada
kasus ini, masalah yang terjadi pada PT Citra Media Persada adalah kasus yang
berkaitan antara manajemen dengan sumber daya manusia yaitu employee. PT Citra Media Persada
semestinya melakukan manajemen krisis. Manajemen krisis dapat didefinisikan
sebagai tindakan dan perilaku organisasi yang mempersiapkannya untuk siap mengelola
kejadian bencana besar dengan gaya yang aman dan efektif (Lockwood, 2005).
Bukan hanya masalah finansial namun juga terkait dengan hubungan dengan SDM di
perusahaan tersebut. Kasus yang terjadi pada kasus ini merupakan kasus yang
harus diselesaikan melalui manajemen krisis yang baik.
Hubungan
Karyawan dan Pekerja (Employee and Labor
Relations) juga merupakan salah satu dari enam fungsi human resource management yang efektif (Mondy & Martocchio,
2016). Hubungan karyawan internal terdiri dari aktivitas HRM yang terkait
dengan pergerakan karyawan dalam organisasi seperti promosi, penurunan pangkat,
pemutusan hubungan kerja, dan pengunduran diri. Kasus yang terjadi pada PT
Citra Media Persada adalah kasus Pemutusan Hubungan Kerja yang tidak
dikomunikan dengan baik pada seluruh karyawannya. Tentunya, hal ini terjadi
karena salah satunya tidak ada manajemen sumber daya manusia yang baik.
V.
Kesimpulan
Pada
dasarnya, semua manajer dapat menyelesaikan sesuatu melalui usaha dari orang
lain. Oleh karena itu, manajer harus peduli dengan HRM karena berhubungan
dengan individu atau orang lain. Dewasa ini, masalah sumber daya menghadapi
banyak tantangan mulai dari pekerjaan yang terus berubah, revolusi teknologi
dan ekonomi. Oleh karena itulah hal terkait sumber daya manusia harus mendapat
perhatian besar dari manajemen yang lebih tinggi. Atas dasar inilah manajemen
sumber daya manusia berfungsi pendekatan yang
strategis dan koheren untuk pengelolaan suatu organisasi yang paling bernilai
baik secara individual dan kolektif yang berkontribusi pada pencapaian
tujuannya. Para eksekutif organisasi seharusnya dapat mengelola sumber daya
manusianya dengan cara yang paling efektif sehingga staff bekerja dengan baik
untuk kepentingan terbaik organisasi dan untuk kepentingan mereka sendiri.
Dengan adanya manajemen sumber daya manusia yang baik maka akan mendukung pula pencapaian
tujuan organisasi yang baik.
Referensi
Armstrong, M. (2006). A handbook of human resource management practice. Kogan Page Publishers.
Joshi, M. (2013). Human resource management 1st edition.
Mondy, W, R., & Martocchio, J, J. (2016). Human resource management (Fourteenth edition). England: Pearson Education Limited.
Vardarlier, P. (2016). Strategic approach to human resources management during crisis. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 235, 463-472. https://doi.org/10.5570/dfnd.en.1231.04.
Vardarlier, P. (2016). Strategic approach to human resources management during crisis. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 235, 463-472. https://doi.org/10.5570/dfnd.en.1231.04.
Komentar
Posting Komentar